
Sehari jelang penutupan lokalisasi Gang Dolly dan Jarak di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Jawa Timur, para penghuni lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara itu, menemukan fakta adanya aparat polisi dan TNI mencoba untuk memobilisasi warga agar melakukan penolakan.
Hal ini diungkap Saputra alias Pokemon yang menjadi Komandan Relawan Bintang Merah, pasukan sipil yang siap menghadang kegarangan si Singa Betina, Tri Rismaharini bersama pasukannya
"Di TK Aisiah, yang berada di sekitar lokalisasi, ada aparat TNI dan polisi. Waktu kita dekati mereka kabur. Kejadian itu bersamaan dengan insiden lempar batu oleh seseorang di dua wisma yang ada di Gang Dolly. Waktu itu, kita sedang mengejar pelaku dan melihat ada aparat berada di TK Aisiah. Waktu kita dekati mereka ikut kabur," ungkap aktivis yang juga menjadi komandan buruh di Jawa Timur dan Bonek Mania 1927 itu.
Selain itu, masih kata Pokemon, pihaknya juga menemukan fakta adanya mobilisasi warga yang dilakukan pihak Pemkot Surabaya dengan membagi-bagi uang antara Rp 100-200 ribu rupiah.
"Ada pembagian uang dan meminta KTP (identitas warga), agar mau ikut terlibat deklarasi penutupan di Islamic Center, Rabu besok (18/6). Mereka ingin memobilisir massa agar mau mengikuti mereka," ucap dia.
Sementara itu, dari pantauan di lapangan, di area Gedung Islamic Center Jalan Dukuh Kupang Surabaya, sejumlah aparat kepolisian terlihat mengamankan gedung yang akan dijadikan lokasi deklarasi penutupan. Satu unit trantis, dua unit water canon, serta tenda-tenda polisi juga sudah didirikan di area lokasi.
Bahkan, ratusan warga Dolly dan Jarak, sempat menyatroni Gedung Islamic Center siang tadi. Namun, hanya sebentar karena gedung masih kosong dan hanya beberapa aparat kepolisian berjaga-jaga.
0 komentar:
Post a Comment