MENCARI jodoh lewat media
sosial (medsos) menjadi salah satu cara untuk mendapatkan pasangan
alim, berparas cantik, dan baik. Ini pula yang dilakukan Donwori, 34.
Setelah dua minggu bertaaruf, dia langsung
menikahi Sephia, 26. Selain alasan berhijab panjang, Sephia juga jauh
dari kesan nakal. Namun, tiga hari sesudah akad, Donwori lari
terbirit-birit ke Pengadilan Agama (PA) Surabaya. Lho ada apa?
----------
Umi Hany Akasah-Wartawan Radar Surabaya
----------
AURA sebel super gundah terlihat dari wajah Donwori di ruang tunggu PA, kemarin pagi (27/8). Padahal, baru Minggu siang (23/8), Donwori menikahi perempuan berparas ayu di rumahnya, di kawasan Semolowaru, Surabaya.
----------
Umi Hany Akasah-Wartawan Radar Surabaya
----------
AURA sebel super gundah terlihat dari wajah Donwori di ruang tunggu PA, kemarin pagi (27/8). Padahal, baru Minggu siang (23/8), Donwori menikahi perempuan berparas ayu di rumahnya, di kawasan Semolowaru, Surabaya.
Namun, pernikahan yang baru beberapa hari
itu harus secepat kilat berakhir di PA. Rupanya, pada malam pertama
ketika dua insan itu tanpa selembar benang pun, Donwori melihat adanya
tato di tubuh Sephia. ”Ngeri banget. Yang saya bayangkan tidak hanya
tatonya. Orang yang membuat tatonya itu,” katanya, di sela-sela talak
cerai di PA, kemarin.
Guru privat bahasa Inggris di lembaga
bimbingan terkenal itu tidak pernah membayangkan keberanian istrinya
yang membuat tato di tubuhnya. Selain tato dianggap tabu dan dilarang
agama, hal utama yang membuat Donwori shock dan ilfeel adalah tatonya
berada di daerah segitiga kenikmatan.
Tato pertama berada di puncak gunung alias
pas tepat bawah perut yang mau menuju ke lembah sawah Sephia. Gambar
tato naga dengan dominasi warna merah dan hijau.
Tato kedua bergambar naga dengan kepala
bebek warna biru muda. Letaknya tepat di lipatan paha kiri. Tato ketiga
berada di lipatan paha kanan dengan bentuk kepala naga bertubuh ular.
”Itu (tato, Red) bagaimana buatnya kalau
tidak.....” Donwori sudah tak bisa melanjutkan kalimatnya, saking
ngerinya ia membayangkan proses pembuatan tato-tato itu di tubuh Sephia.
Dengan menggunakan atasan hem putih dan
celana hitam yang dilipat di atas mata kaki, Donwori awalnya malu-malu
menceritakan kisah kasihnya bertemu Sephia itu.
”Saya dikenalkan teman pengajian. Katanya
ada seorang ukhti (sebutan untuk perempuan, Red) yang sedang cari jodoh.
Ya, saya mau saja. Lalu, saya dikenalkan lewat Facebook,” urai Donwori.
Umur yang terbilang matang untuk berumah
tangga membuat Donwori mantap menikahi Sephia. Apalagi, bapak dan ibunya
juga mengobrak-obrak supaya ia segera menikah.
Akhirnya, Donwori berupaya keras untuk
mencari pasangan hidup. Gayung bersambut. Saat ia ngebet cari jodoh,
temannya mempertemukannya dengan Sephia lewat medsos.
Sephia berparas cantik dan muda. Sephia juga menjadi mantan aktivis keagamaan di sebuah kampus terkenal di Kota Pahlawan.
Karena tak mengenal istilah pacaran,
taaruf ditempuh Donwori dan disepakati pula oleh Sephia. Singkat cerita,
pernikahan pun dilakukan. Saat ijab kabul, mereka hanya mengundang
teman-teman sekomunitas saja, sehingga terkesan lebih khidmat.
Lebih khidmat lagi, sebelum melakukan
hubungan ala dewasa, Donwori mengaku berpuasa supaya bisa menghasilkan
keturunan yang saleh dan berjuang demi agama...cie..cieee.
Perasaan deg-deg serr begitu menggelora di
hatinya, usai sah menjadi suami Sephia. Semakin deg-deg plus ketika
bersiap untuk malam pertama. Apalagi, malam pertama itu dilakukan tanpa
penerangan alias lampu dimatikan. Sehingga, Donwori tidak langsung
melihat bentuk kenikmatan sang istri.
Donwori baru sadar bila di segitiga
kenikmatan itu ada tato, ketika Sephia memakai celana dalam (CD). Karena
CD-nya kecil dan ketat, yang terlihat hanya sebagian goresan tato.
”Saya tidak berani menegur langsung,” tegasnya.
Namun, sejatinya hatinya penasaran.
Keesokan harinya, usai "begituan", Donwori bangun terlebih dahulu dan
melihat goresan segitiga di antara kenikmatan istrinya. Wowww…ada gambar
naga.
”Saya marah dan langsung membangungkan
dia. Istri sempat minta maaf. Dia juga mengaku bahwa tato itu dibuat
setelah lulus SMA dengan seizin orang tuanya. Orang tuanya juga yang
mengawasi, ketika dia membuat tato. ”Tapi, bagi saya, semua itu
imposible,” tegasnya. (*/c2/opi)
0 komentar:
Post a Comment