Candi Minak Jinggo di Dusun Unggahan,
Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, merupakan salah satu bukti
sejarah peninggalan Kerajaan Majapahit dan cerita besar tentang Minak
Jinggo.
Tak seperti candi-candi peninggalan Kerajaan Majapahit
lainnya, Candi Minak Jinggo memiliki ciri sendiri dalam bahan
bangunannya.
Jika kebanyakan candi-candi peninggalan Majapahit
terdiri dari satu bahan saja, apakah batu bata atau batu andesit, beda
dengan Candi Minak Jinggo. Bahan bangunan merupakan rangkaian dari batu
andesit dan batu bata.
Sayangnya, saat ini kondisinya
berserakan. Batu andesit kuno dengan berbagai macam ragam dan bentuk tak
lagi tertata apik. Ceceran benda bersejarah itu hanya dilindungi atap
plastik yang sudah lapuk.
Beberapa benda kuno yang berhasil
diangkat dari bangunan utama, juga terkesan terabaikan dan dibiarkan
tercecer di luar bangunan utama candi. Benda-benda bersejarah ini,
tertumpuk begitu saja seolah tak memiliki nilai apapun.
Masyarakat
Dusun Unggahan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan menyebut candi ini
sebagai Candi Minak Jinggo. "Candi ini dalam buku Negarakertagama
disebut sebagai tempat Raja Hayam Wuruk melakukan ritual," ujar
budayawan Trowulan, Dimas Cokro Pamungkas.
Meski beberapa kali
dilakukan penggalian terhadap candi yang memiliki luas lahan sekitar 1,5
hektare ini, tetapi sampai saat ini belum juga dilakukan pemugaran.
Kali
pertama dilakukan penggalian tahun 1977 silam. Penggalian perdana di
era penjajahan Belanda itu, ada beberapa patung raksasa yang ditemukan.
Setelah itu, penggalian tak berlanjut. Bekas galian pun ditutup kembali.
Dan tahun 2007 dilanjutkan kembali.
Sayangnya, penggalian kedua
juga tak tuntas. Entah apa sebabnya. Sampai pada tahun 2010 lalu,
kembali dilakukan penggalian. Namun, penggalian ketiga ini pun tak
sampai selesai. Meski beberapa benda kuno yang berhasil diangkat dari
dalam candi, sebagian disimpan di BP3 Trowulan.
Sementara
benda-benda lainnya ditaruh tak jauh dari lokasi penggalian. Meski sudah
tiga kali dilakukan penggalian. Namun Candi Minak Jinggo belum bisa
dilihat secara utuh.
Sejauh ini, upaya pemugaran belum
dilakukan Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jatim yang ada
di Trowulan. Berbeda dengan candi yang sudah dipugar lainnya, nasib
Candi Minak Jinggo terbengkalai.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment