Dilintaskan -
Pengawas lalu lintas penerbangan, Air Traffic Control, Bandar Udara
Soekarno Hatta, telah menyerahkan seluruh detil percakapan terakhir
pilot AirAsia QZ 8501 ke Komisi Nasional Keselamatan Transportasi
(KNKT). Dokumen transkrip itu sebagai bahan investigasi atas jatuhnya
pesawat tersebut pada Minggu 28 Desember 2014.
"Seluruh transkrip pembicaraan telah kami serahkan ke KNKT. Soal
tindak lanjutnya silakan KNKT investigasi," kata General Manager ATC
Jakarta, Budi Hendro di Kantor kementerian Perhubungan, Jumat 2 Januari
2015.
Budi enggan merinci tentang dokumen percakapan tersebut. Sebab,
hal itu digunakan menjadi dasar untuk investigasi setelah rekaman
penerbangan yang tersimpan dalam kotak hitam (black box). "Maaf kami
tidak bisa menyebutkan apa percakapan terakhirnya. Itu domainnya KNKT,"
kata Budi.
Sementara itu Bambang menambahkan, saat kejadian nahas yang
merenggut 155 penumpang dan tujuh orang awak AirAsia tersebut,
diketahui pilot telah mengajukan dua permintaan terakhir sebelum hilang
kontak.
Pertama mengenai keinginan untuk bergeser ke kiri sejauh tujuh mil
dari ketinggian 32 ribu kaki yang menjadi lintasan QZ 8501. Permohonan
ini telah dikonfirmasi dan disetujui oleh ATC UJung Pandang dan
Jakarta.
Selanjutnya kedua adalah permohonan untuk menambah ketinggian dari
32 ribu kaki menjadi 38 ribu kaki. "Saat permohonan ini, kami tidak
bisa langsung segera memutuskan. Karena harus dikalkulasi dan
dikoordinasikan terlebih dahulu dengan ATC Singapura. Dari scanning
area, diputuskanlah diizinkan di ketinggian 34 ribu kaki. Namun belum
sempat dilakukan pesawat sudah hilang kontak," kata Bambang.