Dia harus memungut bola dari gawang setelah lebih dari 90 menit
berhasil mengamankan dari gempuran pemain Arema. Gol yang tercipta di injury time itu pun mengubur keinginan Persela memetik poin penuh pertama di kandang singa.
"Itulah sepakbola. Main maksimal di menit awal sampai akhir, tapi
kejadian yang sulit dinalar, saya bisa kemasukan juga,” kata Khoirul
Huda usai pertandingan melawan Arema Cronus Selasa 1 September 2015.
Gol yang lahir dari tandukan kepala pemain Arema asal Pantai
Gading, Lancine Kone seolah membuat kerja kerasnya sepanjang laga
menjadi tak berarti. Setidaknya Huda beberapa kali mengamankan gawangnya
dari serangan pemain Arema.
Sebelum gol itu lahir, Huda harus memasang badan untuk menghalau
serangan bertubi-tubi dari Samsul Arif, Lancine Kone dan juga penyerang
Singo Edan lainnya, Dendy Santoso, "Gol itu sangat mengecewakan karena
menit akhir," lanjutnya.
Berbekal pengalaman dan kemampuan mengenali pemain Arema, Huda
mengaku sedikit terbantu dalam mengamankan gawannya. Maklum, kiper
kelahiran 36 tahun lalu itu pernah menjadi rekan setim beberapa pemain
Arema saat ini, seperti Samsul Arif Munip, I Gede Sukadane atau Fabiano
Beltrame.
Walaupun di penghujung pertandingan, kehebatannya mengamankan
gawang harus takluk dengan sundulan kepala Lancine Kone, "Buat kami itu
sudah sangat maksimal, walaupun tetap mengecewakan," kata dia.
Namun pemain yang setia di Persela sejak 1999 itu tak ingin terus
berputus asa. Dia tetap memberikan motivasi dan semangat pada pemain
Persela lain. Skor imbang melawan tim besar seperti Arema disebutnya
bisa menjadi bekal untuk pertandingan berikutnya, melawan PSGC Ciamis
pada 5 September 2015,
"Kami tahu Arema tim besar, semua pemain kalau mau hebat harus
menunjukkan kemampuannya di sini. Itu jadi motivasi kami. Harus kuat
mental dan tak gentar lawan tim besar," ucap kiper kelahiran Lamongan 2
Juni 1979 tersebut.
0 komentar:
Post a Comment